Thursday, February 28, 2013

Budaya dan teknologi Part 3

 landasan teori


Terlibatnya otak dalam proses permainan game yang menjadikan game entertainment salah satu sarana potensial untuk mengembangkan dan melatih kemampuan, kreativitas, konsentrasi dan daya tahan otak manusia. Lebih dari itu jika hal ini dilakukan secara tepat sejak usia dini, memungkinkan seseorang untuk mempunyai kemampuan otak yang lebih ketika beranjak dewasa, dan membuat orang tersebut sedikit lebih mudah memahami dan memasuki dunia pembelajaran akademis serta bersaing dan berinovasi di dunia kerja. Namun tentunya untuk hal ini diperlukan game yang mempunyai muatan positif dan mampu membangun karakter sebuah manusia. Karena itu kita harus selektif dalam memilih game apa yang boleh kita mainkan. Perkembangan dunia game yang sangat dahsyat dan jenis game yang bermacam-macam, mendorong terciptanya beberapa game yang “tidak membangun” dan memberikan lebih banyak dampak negatif terhadap perkembangan mental manusia. Beberapa hal positif dari perkembangan game di atas dan ladang pekerjaan yang cukup menjanjikan di dunia gaming industry, menjadikan berbagai ilmu dan metode dalam produksi game entertainment merupakan salah satu ilmu yang patut dipelajari dan dikembangkan.  ( http://webmail.informatika.org/~rinaldi/Matdis/2006-2007/Makalah/Makalah0607-13.pdf )
Permainan dapat menghasilkan sejumlah besar pencarian ruang. Hal ini cukup besar dan kompleks yang membutuhkan suatu teknik yang tangguh untuk menentukan alternative pengekpsplorasian ruang permasalahan. Teknik ini dikenal dengan nama heuristic dan dan merupakan area utama dari penelitan tentang AI. Banyak hal yang biasanya dikenal sebagai kecerdasan tampaknya berada dalam heuristic yang digunakan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahannya.(Anita Desiani & Muhammad Arhami, 2006 : 8 )

No comments:

Post a Comment